Banyak Orang Yang Lagi Terbutakan Oleh Harta Tahta Dan Kekayaan

Banyak Orang Yang Lagi Terbutakan Oleh Harta Tahta Dan Kekayaan
Kadang iba disaat memandang banyak orang yang amat marak dengan Mengenai yang duniawi. Banyak orang yang amat membanggakan harta, tahta dan energi. Banyak orang yang amat bangaa akan apa yang beliau memiliki, dan arogan kemana- mana. Merasa beliau memiliki uang. Merasa beliau memiliki harta, energi, kedudukan, tahapan. Walhasil mereka bisa beraga keras kepala, bisa beraga sekehendak batin. Bisa beraga sok- sok an. Amat memprihatinkan. Bukan terlihat kelakuan, atau terlihat heran, malah itu membuat terlihat katro. Terlihat OKB atau orang banyak terbaru. Terlihat orang yang tidak tahu alam.

Banyak Orang Yang Lagi Terbutakan Oleh Harta Tahta Dan Kekayaan

Iba memanglah memandang orang yang bersaingan mengejar uang, mengejar keuntungan. Mengejar apa saja yang bisa menghasilkan uang. Walhasil mereka bisa jadi seseorang yang amat berbeda. Mereka bisa jadi seseorang yang amat beda dengan karakter dini mulanya. Beliau bisa melepas semua yang sudah beliau bangun untuk mengejar sesuatu yang mengkilap, untuk mengejar sesuatu yang elok. Dan itu tidak akan ada habisnya. Disaat sudah terkumpul, akan terasa tetap kurang, walhasil akan berusaha mengakulasi paling- sangat. Dan itu banyak dicoba oleh banyak orang. Mengenai ini yang cukup membuat prihatin.
Orang bisa jadi tunanetra, orang bisa jadi tuli karena uang, karena harta. Orang bisa kehilangan asli dirinya. Karena semua itu. Jadi tidak salah apabila ada statment uang bisa membeli segalanya. Dan iya, uang bisa membeli segalanya, namun untuk banyak orang spesial saja. Tidak bisa dipukul latar. Dan itu sudah sering terangkai. Kayaknya banyak orang sudah luang merasakannya. Jadi buat yang sudah luang mendapatinya, buat orang yang sudah luang merasakan Mengenai itu, pasti sudah mengerti gimana rasanya. Gimana rasanya terdapat disisi dimana kita dibutakan oleh uang, harta dan tahta.
Dimana rasanya bisa menikmati hidup tidak memikirkan uang, harta dan tahta. Tidak memikirkan semua itu. Dan itu amat menggembirakan. Menikmati hidup tanpa ada rasa takut, menikmati hidup tanpa ada rasa khawatir. Akan perasaan gimana hari esok, akan sejenis apa hari esok. Apakah besok kita lagi bisa hidup, apakah besok kita lagi bisa makan.