Sebagai makhluk sosial, tidak mungkin manusia hidup tanpa bersosialisasi. Terlepas dari apakah karakter seseorang tertutup atau terbuka untuk orang lain, bersosialisasi adalah suatu keharusan, termasuk bagi kesehatan mental. Bersosialisasi telah terbukti meningkatkan kesehatan otak dan mengurangi risiko demensia. Tentu saja bersosialisasi yang bermanfaat merupakan bentuk sosialisasi yang positif. Daripada terjebak dalam lingkaran pertemanan yang lebih banyak aktivitas negatifnya, seperti menyombongkan diri. Artinya Anda harus membiasakan diri dengan sosialisasi yang baik.
Manfaat Bersosialisasi untuk Kesehatan Mental
Sebelum membahas manfaat kesehatan mental dari bersosialisasi, manfaat kesehatan fisik juga tidak dapat disangkal. Selain itu, inilah manfaat kesehatan mental dari bersosialisasi meliputi:
Hindari Depresi
Bergaul dengan orang lain membuat Anda merasa lebih bahagia. Dalam jangka panjang, bersosialisasi akan mengurangi risiko berkembangnya depresi. Oleh karena itu, ada orang yang secara efektif meningkatkan mood mereka dengan berinteraksi dengan orang lain.
Menurunkan risiko demensia
Bagi lansia, bersosialisasi baik untuk kesehatan mental. Dalam penelitian, orang yang terbiasa berinteraksi dengan orang lain menunjukkan memori dan keterampilan kognitif yang lebih baik. Orang tua yang masih aktif secara sosial lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan demensia dalam jangka panjang dibandingkan mereka yang terisolasi secara sosial.
Merasa nyaman
Interaksi sosial dapat membuat seseorang merasa nyaman dengan caranya sendiri. Mungkin sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk berpindah dari satu kelompok ke kelompok lain. Namun tentu berbeda dengan introvert yang bisa merasa lelah jika bertemu terlalu banyak orang.
Namun terlepas dari apakah seseorang itu introvert atau ekstrovert, interaksi sosial tetap memberikan rasa nyaman. Sebut saja orang introvert, mereka merasa nyaman dengan orang-orang terdekatnya, tempat mereka bisa berbicara dan menyampaikan keluhan.
Motivasi Gaya Hidup Sehat
Lihat bagaimana perawatan non-medis, seperti bergaul dengan kelompok pendukung, sering direkomendasikan untuk pasien tertentu. Secara tidak langsung, ini merupakan bentuk sosialisasi yang bermanfaat untuk memotivasi setiap individu.
Dengan saling bercerita dengan kawan seperjuangan, akan ada motivasi untuk sembuh atau lebih menerima penyakitnya. Tentu saja, ini tidak hanya berlaku untuk kelompok pendukung dengan penyakit tertentu. Pada tingkat yang lebih sederhana, pertemanan dalam kelompok yang sama-sama senang berolahraga atau mengikuti diet sehat tertentu juga bisa saling memotivasi.
Mencegah Menurunnya Kesehatan Mental
Menurut penelitian, manula dengan kesehatan mental yang sama dengan rekan-rekan mereka yang lebih muda, memiliki satu kesamaan memiliki teman baik. Dengan teman yang tahan lama ini, tampaknya memiliki dampak yang lebih positif pada interaksi sosial daripada mereka yang tidak..